Harga bitcoin diperdagangkan dibawah USD $45000 pada hari Minggu (16/5/2021). Tertekannya terjadi setelah tweet yang di unggah oleh CEO Tesla Elon Musk.
Koreksi asset kripto ini terjadi menyusul komentar Musk melalui akun Twitter resminya. Musk mengemukakan kekhawatirannya terhadap dampak negatif yang ditimbulkan Bitcoin baik dari aktivitas transaksi maupun penambangan (mining) yang menggunakan bahan bakar fosil.
Tweet Musk menanggapi akun Twitter yang belum diverifikasi bernama @CryptoWhale, yang mengatakan, “Bitcoiners akan menampar diri mereka sendiri pada kuartal berikutnya ketika mereka mengetahui Tesla membuang sisa kepemilikan #Bitcoin mereka. Dengan tingginya rasa benci yang akan didapatkan @elonmusk, Saya tidak akan menyalahkan dia… “.
Pada 12 Mei, Musk mengatakan Tesla tidak akan lagi menerima bitcoin untuk pembelian mobil. Alasannya, Tesla khawatir akan penggunaan bakar fosil yang meningkat untuk penambangan Bitcoin.
Tweet bos Tesla sempat membuat harga bitcoin mengalami penurunan 17% pada pekan lalu dalam nilainya, ketika dia mengatakan pelanggan perusahaannya tidak lagi dapat menggunakan bitcoin untuk membeli mobil.
Komentar Musk mengejutkan komunitas mata uang kripto, termasuk Partner di Castle Investment Management, Nic Carter. Menurutnya, keputusan Musk terbilang sangat aneh dan membingungkan setelah dukungannya terhadap Bitcoin.
“Seharusnya Musk telah melakukan uji tuntas (due diligence) sebelum menerima Bitcoin sepenuhnya,” katanya dikutip dari Bloomberg.
Sebelumnya, Laporan dari Citigroup Inc., menyebutkan, hingga pertengahan April 2021, tingkat permintaan energi pada jaringan penambangan Bitcoin telah menyentuh 143 terawatt/jam. Jumlah tersebut 4 persen lebih tinggi dari total listrik yang dihasilkan Argentina sepanjang tahun 2019.
Sejauh ini, belum ada regulasi terpisah yang mengatur emisi dari operasi blockchain seperti penambangan Bitcoin. Hal tersebut berpotensi menyulitkan pemerintah melakukan pengawasan dan membentuk regulasi terkait hal ini.
“Konsumsi listrik dari aktivitas ini akan semakin tinggi seiring dengan nilai Bitcoin yang terus menanjak,” demikian kutipan laporan tersebut.